Halaman

Rabu, 09 Maret 2011

PESAN LUKA


Ponselku berdering saat aku mulai terkantuk menahan rasa sakit di kepalaku. Aku tetap cuek meski ponselku terus saja menjerit. Semakin lama ponselku tak kunjung diam, aku sedikit kesal.

siapa sih..? udah jelas orang lagi pusing “ nyinyirku membathin.

Aku beranjak menuju ponselku yang terletak di meja belajar. Aku sedikit kesulitan melangkahkan kaki yang terasa membatu., berat sekali. Sekian lama akhirnya aku bisa juga meraih benda mungil yang sejak tadi menganggu istirahatku. Dilayar tertera 3 missed call dan sebuah pesan masuk.


Aku mengklik ponselku untuk mengetahui sipakah yang tadi mencoba menghubungiku. Aku terkejut ternyata Dia yang menghubungiku. Aku segera beralih kepesan yang tadi masuk ke inbox ku. Ternyata juga dari dia.

“ Kamu sedang apa ? kenapa tidak mengangkat teleponku ? kamu masih marah ? “ isi pesan yang tertera di ponselku.

“kenapa kamu menghubungi aku saat aku sedang begini “ dumel ku sambil memencet tust ponselku.

“ maaf, aku tidak marah, aku hanya butuh sedikit istirahat, terlalu lelah” kubalas pesannya agar Dia tidak khawatir.

Pesanku pun telah terkirim, aku segera melangkahkan kaki kearah ranjang yang saat ini aku inginkan. Kepalaku semakin terasa sakit, dadaku sesak, padahal obat telah satu jam berlalu aku minum, kenapa belum ada tanda reaksinya. Ponselku pun ikut aku bawa agar nanti tidak membuat aku bangun lagi. Aku tak tahu apa aku nanti sanggup untuk berdiri lagi.

Setelah diatas ranjang ketika aku hendak berbaring, tiba-tiba ponselku kembali menjerit. Aku sudah tahu, pasti ini balasan pesan dari Dia. Aku segera meraih ponsel yang tadi aku letakkan disebelahku.

“syukurlah kamu tidak marah, maaf telah menganggu istirahatmu. Tapi aku tetap bersalah telah mempermainkan kamu, aku sayang kamu , tapi kamu sendiri tahu, aku telah memiliki orang lain. Aku tak bisa meninggalkan dia “ balasnya dengan begitu panjang.

Entah kenapa ,meskipun kejadian itu telah berlalu dua hari yang lalu, saat dia mengakui bahawa dia tidak sendiri lagi, belum bisa membuat aku mengendalikan perasaan ku. Bahkan saat ini, kenapa dia mengungkit luka itu lagi. Setetes dari mendarat dilayar ponselku, aku tersentak. Tanganku secara responsif meraih kearah hidungku. Aku melihat tanganku, ternyata ada darah yang masih segar membanjiri telapak tanganku.

“ kenapa aku mimisan lagi ? tisunya dimana lagi diletak “ bathinku.

Mataku menangkap kotak kecil yang aku kenal sebagai persedian tisu dikamarku. Saat yang sulit begini aku kembali mimisan, meskipun sudah terbiasa dengan hal ini. Tapi tetap saja aku sering kesal dengan keadaanku yang lemah. Apalagi saat-saat seperti sekarang, saat kepalaku seakan mau pecah, aku harus kembali berdiri untuk meraih kotak tisu yang ada di meja belajar.

Ketika aku setengah langkah meraih kotak tisu tersebut, semuanya terasa berat , sekelilingku terasa berputar. Ruangan kamarku semakin kabur terlihat. Aku terjatuh, semua terasa semakin gelap. Kepalaku terasa membentur sesuatu sangat keras. Aku tidak tahu itu Karena semua sudah gelap. Aku tak tahu lagi apa yang terjadi dan aku rasakan. Aku pingsan.

Senin, 07 Maret 2011

RATU MENANGIS

Ratu terduduk beku tak berdaya. Baju pengantinya kini tercoreng tanah. Bola mata itu nanar menitikan butiran kekecewaan atas kepahitan yang menjeratnya kini. Raja telah memutuskan pernikahan mereka.

“Kita tak bisa bersatu, aku dan kamu sangatlah berbeda” lirih Raja sembari mencium kening ratu “ biarlah semua menjadi kenangan , cinta kita tak harus bersatu dengan ikatan pernikahan”

Raja pun berlalu bersama Putri yang sejak tadi berada dibelakangnya. Raja tersenyum, bukan senyum bahagia tmelainkan senyum tangisan kelaraan hati.

andai kau tahu , aku selalu mencintaimu Ratu” batin Raja.

Ratu hanya menangis ditinggal Raja, cintanya telah hilang dibawa hempasan angin .

Jumat, 04 Maret 2011

BISIKAN RINDU UNTUK TERKASIH

Mutia memandang laut lepas tanpa batas dihadapannya. Semilir angin utara membelai lembut pori-pori wajahnya, mengibarkan rambutnya yang tergurai lepas tanpa ikatan. Wajahnya kaku , matanya kosong menerawang ingatan hasil ciptaan didemensi waktu yang berlalu.

“Imran, dipantai ini aku menantikan peraduan kasihmu. Dermaga hatiku setia akan perahu cinta sucimu berlabuh. Dahulu, sekarang dan nanti takkan lelah menunggu. Lautan, ombak, camar dan angin utara akan jadi saksi bisu hasrat cintaku kepadamu. Semoga angin utara membisikkan pesan rinduku kepadamu, imran pemilik hatiku “ teriak mutia membelah lautan.

Seberang lautan di kamar kostnya , Imran tersentak dari mimpi dengan memanggil nama Mutia gadis impiannya.


Sabtu, 26 Februari 2011

Jangan tanya


Jangan . .
Jangan pernah kau brtnya mengapa. .
Mengapa aku mencintaimu. . .
Krna aku tak pernah tau. .
Seperti mengapa mentari harus trbenam di saat malam menjelang. . .

Jangan. .
Jangan sekalipun kau bertnya dimana. .
Dimana aku bisa bermimpi memiliki mu. .
Krna aku tak tau dimana. .
Seumpama aku tak tau dimana letak angin berhembus. . .

Jangan. .
Jangan pernah sdikitpun kau bertanya kapan. .
Kapan awal aku merindukan mu. .
Karena aku tak tau kapan. .
Seperti kapan kematian akan menjemput para raga yg hdup. .

Jangan. .
Jangan pernah kau bertanya. .
Karna aku tak kan pernah menjawab. .

SEPENGAL PUISI DARI SAHABAT TERINDAH

Kamal adalah kumpulan mata air dari telaga suci yang jernih mengalir tiada henti,

hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri dalam kesegaran.

Kamal adalah derasnya hujan yang turun yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun, hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaundalam kesucian.

Kamal adalah untaian intan permata yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara,

hingga mampu menebar pesona jiwa dalam keindahan.

Wahai burung duta suara ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya.

Sepengal puisi yang diposting di akun FBku oleh salah satu sahabatku yang jauh berada disana. Yang membuat aku menagis terharu.Perkenalkan nama ku Kamal agusta. Kalian bisa manggil aku mamal ataupun kamal. Itu terserah kalian maunya manggil apa. Bagi aku sih keduanya oke kok. Kan nama itu termasuk doa.karena nama kamal kata orang tuaku berarti SEMPURNA ,dan aku tak berharap jadi sempurna seperti namaku,, tapi aku berharap jadi yang terbaik bagi orang lain. Impian yang rumitkan. hehehhehe

Oh iya,, aku mau cerita tentang pertemananku dengan seseorang yang aku kenal melalui jejaringan sosial yang lagi ngetren sekarang ini.tapi namanya aku rahasiain aja ya,, biar jadi rahasia antara aku dan dia.. *ceilehhhh Aku yang terobsesi jadi penulis dan seorang pujangga selalu menposting beberapa karya ku di akun Fbku. Sebenarnya Cuma pengen tahu komentar teman teman aku tentang karya aku itu. Disaat itulah dia muncul. Meng-add aku sebagai pertemananya. Sejak kami berteman, dia termasuk salah satu yang setia menanti dan memberikan komentar tentang karya aku. Aku jadi semangat untuk menulis karena aku merasa kerja kerasku tidak sia-sia.


Dan perlahan ada yang berubah, perasaan sayang yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Perasaan yang tak ingin kehilangaan dia dan ingin rasanya memilikinya seutuhnya untuk ku. Dan akhirnya aku terpilih jadi orang yang special baginya. Bukan sebagai pacar, tapi sebagai juru rahasianya. Rahasianya paling kelam.


Didalam kesenangan pasti ada kesedihan ,didalam tawa pasti ada airmata, semuanya saling mengimbangi. Yah, ternyata persahabatan kami tak akan bisa bertahan lama, bukan karena kami tak mampu mempertahankannya, tapi ini kehendak sang khalik, sahabatku itu ternyata mengidap Kanker otak , sesuatu pukulan yang menyakitkan bagiku, disaat aku baru menyadari akan arti seorang sahabat., dan baru menikmati akan indahnya pelangi persahabatan, namun dia akan pergi dari sisiku untuk selamanya tapi apa yang bisa aku perbuat, aku hanya bisa memberi dia semangat untuk menapaki terjal dan tajamnya jalan kehidupan, memberikan senyuman yang terindah bagi hidupnya. Aku berharap Bisa jadi cahaya dan semangat baginya.

Tapi ternyata dialah yang jadi cahaya bagiku. Semangat bagiku untuk terus bertahan, dan motivasiku untuk maju. Dia selalu ada waktu untukku, meskipun kami hanya berkomunikasi lewat FB dan telepon. Tapi itu sudah lebih dari cukup. Terkadang aku malu sama sahabatku itu, aku sering mengeluh tentang masalahku, padahal aku tahu kalau masalahku hanya bagaikan butiran debu bagi masalahnya. Tapi dia tidak pernah merasa terbebani denagn curhatanku, dia selalu memberikan jawaban dan motivasi yang membangun dalam hidupku. Membangkitkanku dari dalam keterpurukanku. Tapi akankah aku bisa membangkitkannya dari keterpurukannya..aku tak pernah tahu.

SOBAT Menjadi temanmu adalah hal terindah bagiku, terimakasih sudah jadi sumber cahaya hidupku, motivasi disaat aku terpuruk, dan membuat ku belajar akan arti menghargai hidup. Dan terimakasih kamu telah mem,buatku bahagia dengan pengalan puisi yang kau tuliskan khusus untukku, aku tahu kamu tak terlalu bisa menulis puisi sepertiku, tapi kamu selalu berusaha memberikan yang terbaik bagiku, kamu selalu berusaha menjaga persahabatan kita ini. Bagiku sepenggal puisi sudah cukup membuatku sebagai yang terspesial bagimu.

Terimakasih sobat.

Aku menuliskan cerita kita agar dunia tahu, bahawa kamu adalah sesuatu yang terbaik yang telah dikirim sang khalik untukku, meskipun hanya sementara didunia ini. Tapi aku yakin tawamu akan selalu ku bawa dan kujaga disisa-sisa hidupku. Kamu akan tetap jadi senyum pagiku untuk mengejar segala asa dan cita-citaku. Bila saat itu telah datang , aku akan izinkan kamu pergi ke tempat yang terbaik yang telah dipilihkan untukmu dengan senyuman dan airmata bahagia, karena tugas kamu telah selesai di dunia yang fana ini. Aku kan selalu berusaha jadi yang terbaik demi apa yang telah kamu berikan untuk hidupku, agar kamu bisa tersenyum diatas sana dan bahagia karena kamu jadi sesuatu yang berguna bagi orang lain. Aku disini akan selalu mencintaimu dan menyebutmu sebagai SAHABAT TERINDAHKU .

NYAWAKU BUKTI CINTA

Aku terduduk membeku dikolong meja yang biasa aku gunakan untuk belajar. Mataku berair menahan rasa sesak yang menghujam hulu hatiku. Semuanya memuncak seakan hendak dimuntahkan menjadi lahar kepedihan yang membanjiri rasa sakit ini. Aku menekankan telapak tanganku untuk menutupi aliran suara yang menerobos lubang pendengaranku. Dalam pikiranku hanya ada beberapa kata yang hendak ku makikan kepada orang tua ku “ APA INI CINTA..?” “ UNTUK APA CINTA ITU ..?”

Sudah sekian kali emosi jiwa orang tuaku pecah tak terkendali. Umpatan kata liar dan caci makian terlepas dari lidah binal mereka. Mereka tak mempedulikan dimana mereka mempertontonkan pergulatan emosi dan keamarahan mereka. Padahal disini aku menatap dengan mata nanar penuh kekecewaan akan tingkah egoisme yang selalu mereka sanjung dan agungkan. Sebenarnya apa arti aku hidup bagi mereka..? apakah aku hadir hanya menjadi penonton dan saksi bisu untuk potongan episode drama melankolis percintaan busuk mereka..? aku dianggap angin yang menguap sia-sia begitu saja.

PLAAAKKKKK

Tamparan keras menyapa pipi halus mamaku, aku tertegun membatu dengan mulut yang menganga. Disudut bibirnya mengalir cairan merah jernih hasil dari tindakan yang dilakukankan oleh idola dan panutan hidupku. Tapi itu dulu, disaat aku belum tahu apa yang berada dibalik topeng wajahnya. Sekarang semua berubah menjadi amarah setelah apa yang tersembunyi itu terkuak dengan nyata. Papaku adalah monster dalam rumah idaman yang ku huni selama ini.

“ dasar bajingan ” teriak mamaku sambil menyerang papaku dengan pukulannya yang tak berarti.

“ lalu kamu apa..? seorang istri yang suka selingkuh.” Umpat papaku menangkis pukulan mamaku dengan tangan kokohnya.

“ kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana..? bermain liar dengan para kupu-kupu jalanan “

“ baguslah kalo kamu tahu,, sekarang apa mau kamu..?”

“ aku minta cerai”

CERAI..????

Aku syok mendengar kata itu meluncur begitu sempurna dari mulut indah mamaku. Kata yang tak pantas dan beretika diucapkan dimuka hasil dari buah cinta mereka. Tapi apa peduli mereka, aku ini hanya angin bagi mereka. Yang keberadaanya mereka sadari, tapi menjadi kasat mata dibola mata mereka. Ingin rasanya aku terjang dada bidang papaku, dan aku cakar wajah persolen mulus mamaku. Agar mereka sadar akan arti kehadiranku diantara mereka. Tapi semua hanya tindakan sia-sia yang tak sempat ku abadikan. Karena kaki dan jemari kecil ku tak mampu meruntuhkan kedua ego mereka.

“ oh,, aku juga sudah tidak tahan hidup dengan wanita yang egois seperti kamu”

“ kamu pikir aku betah tingggal serumah dengan lelaki liar seperti kamu”

“ kamu jaga lidah kamu “

“ emang benarkan..?”

“ tutup mulut kamu”

“ kenapa ,,? Kamu takut Cinta tahu siapa papanya..?”

“ aku bilang tutup semua omong kosongmu” mengancungkan lengannya yang kekar dihadapan mamaku.

Aku keluar dari persembunyian yang selama ini menaungiku. Aku berlari di antara kedua makhluk nista yang telah menghadirkanku ke dunia ini dengan rasa cinta sejati yang pernah terukir dihati mereka.Tapi cinta itu hanya sementera. Karena semua berubah jadi malapetaka yang mencabik-cabik jiwa. Dan jiwa yang tercabik itu adalah aku. Mengapa hanya aku..? karena mereka tak pernah mempunyai jiwa.

Dan sebuah pukulan dahsyat mendarat dengan telak dipipiku.Aku terhuyun mundar dan tersimpuh dilantai dingin ruangan itu. Pipiku terasa kebas seakan terbius beberapa botol alkohol. Mataku berair menahan rasa pusing dan berat yang menyergap dalam aliran darah ke otakku.Aku berusaha mengangkat wajahku kearah monster itu. Tapi semua terasa kabur. Dan ketika pandanganku telah kembali, aku menemukan beberapa tetes air berwarnah merah yang telah kental menghitam.Aku tersentak dan meringis,, bukan karena sakit, tapi karena takjub dengan apa yang telah diperbuat oleh penciptaku.

Ketika aku hendak berdiri, sebuah tangan kokoh mengapai pipiku yang telah membengkak. Rabaannya terasa hangat membakar di setiap pembuluh-pembuluh darah wajahku. Tapi entah kenapa aku ingin memunculkan naluri keegoisanku juga. Aku ingin mereka tahu bahwa aku juga mewarisi tingkah keegoisan mereka. Aku berusaha memberontak dengan segala sisa tenaga yang ku punya. Tapi aku tahu bahwa ini tak berarti apa-apa.

“ cinta,, kamu tidak apa-apa kan sayang “ Tanya papaku memasang muka palsu yang ingin ku terkam sejak tadi.

“ tidak apa-apa katamu..? dasar brengsek.. sudah jelas dia berdarah “ maki mamaku membuat aku semakin mendidih tapi aku berusaha memberikan hawa tenang tapi akan menghujam jantung mereka.

“ papa,, mama,, cinta tidak apa-apa.. ini sama sekali tidak sakit “

“ benar sayang..? kamu tidak apa apa..?” belai papaku

“ tapi kamu berdarah sayang” imbuh mamaku

“ beneran ini tidak sakit.. tapi yang lebih tepatnya.. ini bukan apa-apa dibandingkan sakit yang ada disini ma,, papa.. lihat.. sakit yang ada disini” kataku memberikan sesuatu yang menampar wajah mereka secara abstrak sambil menujukan jemariiku kearah hatiku.

“ itu semua salah kamu ,, kamu yang telah menyakiti cinta” hardik mamaku terhadap papaku

“ jaga ucapan kamu,, kamu juga menyakiti cinta,, kamu pikir tindakan kamu tidak ikut andil dalam hal ini..?” balas papaku dengan telak.

Aku semakin memanas mendengar kata-kata yang terlontar dari kedua mulut orang tuaku. Darahku seakan naik keotakku dan memberikan segala nafsu keamarahannya terhadap jiwaku yang semakin tak terarah. Ingin rasanya kucabik mulut dan ku tarik lidah yang menjadi sumber suara mereka agar semuanya tenang. Akhirnya ku ledakan semua bara apa yang ada di hatiku.

“ Diam semuanyaaaaa” teriakan ku mebahana memenuhi ruangan kaku ini.

“ kalian semuanya benar dan aku yang salah, aku salah telah terlahir dari buah cinta kalian, aku pikir aku akan bahagia hidup dengan orang tua yang mempunyai kasih sayang seperti kalian. Tapi aku salah.. cinta yang selama ini kalian perlihatkan kepadaku hanya kemunafikan yang berusaha kalian tutupi. sekarang kalian puas..?”

Kedua orang tuaku tertegun mendengar ucapanku. Tapi ternyata benteng egoisme itu tak mampu dirobohkan begitu saja.

“ Cinta jaga mulut kamu,, kamu tidak pantas berkata begitu “ bentak papaku.

“ baik pa.. aku akan diam.. aku harap papa tidak akan menyesali apa yang telah terjadi”

Aku telah membulatkan semuanya. Aku akan melakukan apa yang sejak dulu hendak aku lakukan. Akupun melangkah menuju meja makan yang terletak di tengah ruangan. Disana bersinggasana sebilah pisau buah yang terlihat begitu mengoda kepadaku. Aku segera meraihnya dan sudah tak sabar hendak menjamah ketajamannya. Setelah pisau itu telah beralih ketanganku aku segera kembali kedalam ruangan yang akan menjadi saksi ini semua. Dari luar masih terdengar suara makian yang makin memantapkan apa yang hendak aku raih.

“ Pa,, apa yang papa inginkan akan terkabulkan .. semoga apa yang akan aku lakukan ini akan membuat papa dan mama bahagia”

Setelah kata itu terucap dari bibirku , ketajaman pisau yang berada ditanganku pun langsung menjamah nadi-nadiku. Seketika itu juga tersembur cairan kehidupanku dihadapan kedua wajah orang tuaku. Mamaku terpekik dan menjerit menyaksikan semuanya. Papaku membeku dan terlihat seperti kehilangan ekspresi untuk mewakili apa yang telah ku lakukan ini. Darah panas itu pun terus mengalir dari nadiku memenuhi lantai yang sejak tadi dingin. Dan semuanya telah terjadi dan takkan dapat kembali.

“ aku kan pergi untuk menyampaikan kepada tuhanku bahwa aku ini adalah hasil cinta sejati kalian. Walaupun cinta itu kini telah sirna.,, tapi dia pernah ada dan mampu menciptkanku disini. Aku sekarang harus pergi karena cinta itu juga telah pergi.. biarkan aku menyusulnya dan hidup bersamanya untuk menjaga cinta sejati kalian dulu. Mama..papa maafkan aku harus lakukan ini”

seketika itu juga mataku terpejam dan tak mampu lagi terbuka. Aku tidak tahu apa lagi yang terjadi. Yang aku tahu hidupku telah berakhir bersama cinta sejati kedua orang tuaku. Dan cinta orang tuaku itu tercipta untuk aku bawa mati bersama jiwa ku yang telah tenang.