“Bella… dimana kamu” sebuah teriakan terdengar penuh kemarahan.
“ Aku dikamar bu, tunggu sebentar “ sebuah suara lirih terdengar diseberang ruangan.
“ Cepat kamu kemari”
Sayup sayup terdengar derap langkah kaki yang tergesa gesa dibalik tembok. Semakin lama suara kaki itu semakin jelas didengar. Seretan langkah kaki yang bergesekan dengan lantai begitu sesak didada. Tak lama kemudian muncul sesosok gadis kurus dengan kaki yang bisa dibilang tidak normal. Dia berjalan seperti menyeret kakinya yang diberi beban seribu ton. Tapi itu tentu saja tidak, dia hanyalah gadis pincang yang memprihatinkan. Penampilannya yang kumal seperti tak terurus. Tatapan matanya nanar seolah menggambarkan kepedihan hidup yang sangat mendalam. Gadis itu bernama Bella.
Disudut ruangan kecil bercat biru kusam ini terdapat sebuah bangku usang yang dimakan masa. Disana terlihatlah seorang wanita tua sedang duduk dengan wajah sangar menatap penuh kemarahan. Wajahnya memerah seolah hendak memancarkan bara api ke setiap penjuru ruangan tua ini. Baju nya yang lusuh semakin memperjelas raut muka nya yang makin menakutkan.Dia adalah ibu Kandungnya Bella.
Bella segera menghampiri wanita tua itu. Dia bersimpuh seolah memberi hormat yang dalam kepada ibunya. Wajahnya menunduk menatap lantai seperti ketakutan.
“ ya bu, ada apa.?” Bella bertanya kepada ibunya perihal sang ibu memanggilnya.
“apa saja yang sedang kamu kerjakan, dari tadi dikamar terus, dasar anak tak berguna” hardik sang ibu sambil menendang tubuh anaknya. Dan tubuh sang anak langsung jatuh bersimpuh dilantai.
“ ampun bu, bukannya bella tak mau kerja, tapi bella benar benar lelah “ rintih bella seolah terisak memegang perutnya yang menjadi sasaran kemarahan ibunya.
“ lelah..? lelah kamu bilang..? kerjamu hanya malas malasan , baru juga bersih bersih rumah sedikit, cuci piring, kamu sudah bilang lelah, pandai sekali kamu buat alasan, ngaku saja kalo kamu tu malas.” Bentak ibu semakin marah.
“ ampun bu, saya tidak buat buat alasan, tapi benar saya sangat lelah.. dari tadi saya juga belum makan bu, saya lapar “ rintih bella semakin menjadi.
“ tidak akan ada makanan sebelum kamu kerja, masih banyak yang harus kamu kerjakan, sana cuci pakaian dulu, terus setrika, dan memasak, ibu ingin tidur dulu.. ayo segera kerjakan. Kalo sampai ibu bangun semua belum selesai, ibu kan menghukum kamu. Ibu tidak akan memberi kamu makan siang.” Bentak ibu dengan tatapan mata mengancam sambil berlalu meninggalkan bella yang masih mematung di tempat dia bersimpuh tadi.
“ baik bu, akan segera saya kerjakan” jawab bela singkat, karena tidak ada gunanya dia membantah. Kalau dia membantah , hal itu malah kan membuat ibu semakin marah.
Bella hanya mengikuti kehendak ibunya, dia segera bangkit ketika ibunya sudah tidak terlihat lagi. Matanya sembab karena menahan air mata yang terus beruraian tak mau berhenti. Tubuhnya mengigil ketika berdiri menahan rasa sakit di perutnya. Dia segera menyapu air mata dipipinya dengan telapak tangan nya yang kecil. Bella menarik napas lalu menghembuskannya dengan perlahan lahan. Setelah sedikit tenang dia tersenyum. Dan segera berlalu kedapur untuk mengerjakan segala yang di perintahkan ibunya.
###
Suasana dapur yang berantakan sungguh tak enak untuk dipandang. Disana sini semua perkakas berterbangan seolah diterpa badai. Begitulah keadaan dapur rumah bella. Rumah tua yang sejak lahir dia diami bersama ibunya. Meskipun sudah tidak layak untuk didiami, tapi mereka tak punya pilihan. Mereka terpaksa mendiami rumah tersebut daripada terlantar dijalanan.
Bella segera menghampiri tumpukan kain yang terletak dikeranjang sudut dapur. Dia memungut beberapa helai kain yang tergeletak dilantai tanah itu dan memasukan nya kedalam keranjang. Dia mengangkat keranjang itu lalu segera pergi ke sumur. Jalannya yang terpincang pincang membawa sekeranjang pakaian kotor sungguh membuat hati iba siapa pun yang melihatnya.tetapai senyuman selalu berusaha bella hadirkan disudut bibirnya untuk menghibur dirinya sandiri. Sesampai disumur dia segera mencuci pakaian kotor itu satu persatu.
“ aku harus kuat dan berusaha tersenyum demi kebahagiaanku, ya allah berilah hambamu yang lemah ini kekuatan, karena hanya kepadamulah aku meminta pertolongan” bisiknya lirih
Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya semua pakaian telah tercuci dengan bersih. Bella kembali masuk kedalam rumah tuanya. Dia berjalan menyusuri ruangan dapur tua itu. dia menuju kesebuah lemari reot yang terletak disudut dapur. Lemari tersebut adalah lemari penyimpanan persediaan makanan mereka. Disana hanya tersedia sedikit persediaan makanan. Bella teringat kalau ibunya sudah dua minggu tidak berbelanja. Akhirnya bella memasak sesuai dengan bahan yang tersedia.
###
Bella terduduk kelelahan dibangku usang yang satu satunya tersedia dirumah mereka. Dia benar benar kelelahan dan kelaparan. Dia mau makan segera, tetapi dia takut ibunya marah. Akhirnya dia memutuskan istirahat sejenak sambil menunggu ibunya yang masih terlelap dikamar. Karena kelelahan tanpa disadri bella larut dalam tidurnya.
Byyyyuurrrrrrrrr
“aghhhrrrrrrr.. Banjirrrrrr” teriak bella dengan kerasnya. Dia segera terbangaun dan langsung terduduk. Seketika dia sadar tubuhnya basah. Dia segera menoleh kedepan. Ternyata disana sudah ada ibunya berdiri sambil memegang ember. Sekarang dia tahu, bahwa dia tidak kebanjiran, tetapi ibunya lah yang dengan sengaja menyiram dia dengan air, dengan maksud agar bella segera bangun dari tidurnya.
“ enak banget kamu tidur disini ya,, dasar anak pincang, kerjanya tidur saja,, apa kamu sudah masak..? caci ibunya
“ uuu ,,, udahh bu… saya sudah masak tadi.. mmmaaff saya tadi tertidur “ jawab bella dengan gugupnya.
“ mau tidur kamu.. ataupun mati sekalipun . saya tidak peduli .. kamu jadi anak Cuma menyusahkan dan jadi beban orang tua… sekarang ambilkan makanan untuk ibu” perintah ibunya
“ baik bu” bella bangun dan segera kedapur untuk mengambil makanan ibunya.
“ ini bu makanannya” kata bella sambil membawa sepiring nasi
“ sini cepat” teriak ibunya
Bella segera meletakan sepiring nasi itu dihadapan ibunya. Ibunya segera mengambil dan memakan nasi tersebut. Tapi selang beberapa detik kemudian ibunya berhenti makan dan meludahkan makanan tersebut.
“ anak kurang ajar, apa yang kamu masak ini… kamu mau bunuh ibu dengan makanan kamu ini” bentak ibu dengan wajah memerah
“ ampun bu… bella tidak mau membunuh ibu.. bella masak seperti biasanya bu” jawab bella ketakutan
“ seperti biasa,,? Tapi ini apa..? sekarang kamu coba makan.” Ibu segera berdiri dan melemparkan sepiring nasi tersebut kemuka bella.
Bella terkejut ketika sepiring nasi tersebut mengenai seluruh wajahnya.
“ ampun bu,, maafin bella.” Rintih bella sambil melap butiran nasi diwajahnya.
“ sekarang coba kamu makan”
Ibu segera menarik rambut bella dan meyuruh bella memakan nasi yang berserakan dilantai. Tak ada sedikitpun rasa iba diwajahnya. Bella hanya bisa manangis mendapatkan perlakuan kasar ibunya.
“ ya allah ampuni hamba.. berilah hamba kekuatan .. dan berilah ibu hamba kesadaran .. agar beliau dapat menyanyangi dan mencintai hamba” doa bella dalam hati sambil memakan nasi dilantai tersebut.
Setelah puas dengan segala perlakuan kasar yang dia berikan kepada bella. Ibu segera menyuruh bella untuk membeli makanan diluar.
“ nah sekarang belikan ibu makanan” bentak ibunya “ ibu sudah kelaparan”
“baik bu” hanya itu yang bias bella jawab. Dia segera berdiri dan berlalu keluar rumah.
###
` “ semoga, ibu tidak akan marah lagi sama bella, ibu pasti akan makan dengan lahap” bisik bella dalam hati sambil menenteng sebungkus nasi”
Bella berjalan menuju rumah nya dengan senyuman. Meskipun kakinya terasa lelah dan perih tapi dia selalu tersenyum. Dia ingin membahagiakan ibunya, meskipun bella tahu bahwa ibunya tidak pernah menyayanginya. Tapi dia tak berhenti berharap. Dia memiliki sebuah impian. Impian yang selalu menemani tidur malamnya. Impian yang bagi sebagian orang mungkin tak kan pernah diimpikan. Bella hanya berharap kelak dia dapat memeluk ibunya saat dia tertidur.
Karena keasyikan bermain dengan pikirannya sendiri, bella sampai lupa dengan keadaan di sekelilingnya. Tiba- tiba terdengar suara decitan ban yang marah. Bella segera sadar dari dunianya sendiri. Tapi semua sudah terlambat. Bella tak dapat berbiat apa apa.
“PRAAKKKKKKKKKKK
###
Bella terbangun dari mimpinya, dia melihat ke sekelilingnya. Bella merasa sangat aneh. Karena dia terbangun disuatu tempat yang tidak diketahuinya. Disekelilingnya terdapat berbagai macam tumbuhan bunga dan berbagai bangku bercat putih . Ini semua seperti sebuah taman yang indah. Bella hanya berdecak kagum penuh kebinggungan.
“ tempat apa ini. Sangat indah sekali” ucap bella penuh kagum
Bella segera bangkit dan mulai menyusuri setiap sudut taman tersebut. Setelah cukup lama berkeliling , bella melihat seseorang yang sedang duduk di bangku taman. Bella segera berjalan menuju orang tersebut. Bella ingin mengetahui dimana dia berada sekarang.
“ permisi kak, saya berada dimana ya?” Tanya bella kepada orang yang dia lihat tadi. Ternyata dia seorang gadis yang sangat cantik.
“ ini adalah taman saya” jawab gadis tersebut “ kamu kenapa disini, ayo duduk disini” ajak gadis tersebut.
“ saya juga tidak tahu kak, tiba tiba saya sudah berada disini
“ kamu dari mana”
“ saya tadi sedang membeli makanan untuk ibu”
Gadis itu hanya mengangguk
“ kamu mau tinggal bersama kakak disini” ajak sang gadis
“ tapi kak, ibu pasti marah sama bella” jawab bella sambil membayangkan ibunya yang sedang marah.
“ ibu kamu tidak akan marah, kakak yakin itu, sekarang kamu mau tinggal disini”
Bella terdiam sambil memikirkan sesuatu.
“ baiklah kak , bella mau”
“ sini kakak peluk kamu., kamu pasti kelelahan”
Akhirnya bella memutuskan untuk tinggal disini. Bella merasa bahagia disini. Sekarang bella mempunyai seseorang yang kan menyayangi dirinya. Bahkan seseorang yang akan selalu memeluknya dalam tidur.
###
Seorang gadis terbaring ditengah jalan dengan tubuh berlumuran darah. Tubuh anak tersebut terlihat pucat dan kaku. Semua orang hanya mengelilingi dan melihat saja. Tak ada satupun yang berani membawa jasad anak tersebut kerumah sakit. Ditangan anak tersebut masih tergenggam sebungkus nasi. Dan lebih anehnya, sebuah senyuman tak berhenti tersungging disudut bibirnya. Seolah dia merasakan sebuah kebahagiaan.
Dirumah tua yang usang. Seorang ibu duduk dengan wajah marah menunggu kedatangan anaknya. Caci maki terhadap anaknya selalu terucap dibibirnya. Dia tidak menyadari bahwa anak yang ditunggunya tersebut tidak akan pernah kembali lagi.
THE END